rss

11/09/10

Pembakaran Al-Quaran picu perang dunia

INILAH.COM, Jakarta - Demonstrasi yang
diwarnai kekerasan merebak di berbagai
negara berpenduduk muslim guna
memprotes rencana gila pastor Amerika
Serikat Terry Jones. Presiden Barack Obama
pun takut bukan kepalang. Kenapa?
Bisa dibayangkan bagaimana jika tindakan sinting
membakar Al-Quran yang dikampanyekan pastor
Gereja Dove Outreach Center, Gainesville, Florida
itu benar-benar dilaksanakan hari ini (11/9). Belum
terjadi saja, muncul perlawanan luar biasa di
berbagai negara dunia.
Belasan orang terluka setelah massa pendemo
menyerang markas pasukan NATO di Province
Badakhshan, Afghanistan. Ribuan muslim lainnya
turun ke jalanan ibu kota Kabul dan dua kota
lainnya di Afghanistan. Satu warga dikabarkan
tewas tertembak dan sejumlah lainnya dirawat di
rumah sakit.
Di Multan, Pakistan, demonstrasi anti-Amerika
pun merebak. Mereka melampiaskan kemurkaan
dengan membakar bendera AS. Ummat Kristiani
ikut murka dan ikut berdemo.
Demonstrasi serupa juga merebak di Irak, Jalur
Gaza, Palestina, dan negara-negara berpenduduk
muslim lainnya. Sekitar 10.000 muslim di London
utara, Inggris, bakal berkumpul di masjid terbesar
di Eropa di kawasan itu, hari ini.
Unjuk rasa di Badakhshan, Afghanistan utara,
dinilai paling serius. Kejadiannya bermula ketika
ratusan pemuda menyerang markas tim
rekonstruksi pasukan NATO dari Jerman. Massa
bersenjatakan tongkat dan batu mencoba
menerobos masuk gedung. Pasukan NATO
menghalau mereka dengan menembaki
kerumusan massa yang murka itu.
Menteri Pertahanan AS Robert Gates pun
menelfon pastor Jones. Setelah itu, tokoh muslim
Florida Muhammed Musri menjembatani
kesepakatan dengan pastor yang pengikutnya
hanya 30-50 orang itu.
Bukan mustahil, pembakaran Quran itu bakal
memicu perang dunia. Maklum, yang dibakar itu
bukan lagi sekadar simbol peribadatan semisal
masjid atau musholla. Bagi ummat Islam, Al-
Quran ialah Kitab Suci sekaligus ruh dan jiwa
mereka. Al-Quran adalah harga diri dan
kehormatan kaum muslim. Mereka yang lemah
tanpa senjata sekalipun bakal melawan tanpa
takut mati.
Batal atau Tertunda
Untunglah pastor Jones menahan diri. Jones
sebelumnya menyerukan warga AS
memperingati tragedi 9/11 itu dengan menggelar
Hari Pembakaran Al-Quran.
Setelah bertemu dengan Presiden Masyarakat
Islam Florida Pusat Muhammed Musri, Jumat
(10/9), Jones sepakat menghentikan kampanye
provokatifnya itu.
Namun agaknya kesepakatan itu lebih mengarah
pada penundaan, bukan pembatalan. Pasalnya,
dia ingin konsesi berupa pembatalan
pembangunan Pusat Komunitas Islam di
kawasan sekitar dua blok dari Ground Zero, lokasi
bekas menara kembar World Trade Center di
Manhattan, New York, yang rata dengan tanah
setelah dihajar dua pesawat teroris.
Pihak developer membantah klaim Jones tentang
konsesi pemindahan lokasi pembangunan Islamic
center dan masjid itu. Jones akan terbang ke New
York untuk menemui Feisal Abdul Rauf,
pemimpin proyek pembangunan tersebut, Sabtu
ini (Minggu, 12/9 WIB).
Rauf membantah bakal bertemu Jones. Dia malah
menyarankan semua pihak tidak meributkan
pembangunan majid itu. “Menyongsong
peringatan 11 September, demi kehidmatannya,
saya mendorong semua orang menyisihkan
waktu untuk berdoa dan merenung. ”
Pastor Jones bersikukuh: “Warga Amerika tidak
menghendaki ada masjid di sana, kaum muslim
tidak ingin kami membakar Al-Quran. Karena itu,
mari kita mengambil langkah yang akan
membuat semua pihak senang ”.
Kisruh tampaknya belum bakal menjauh.
Sedikitnya ada tiga warga AS lainnya yang
menyatakan akan membakar Al-Quran. Di
Topeka, Kansas, tokoh terkemuka Gereja Baptis
Westboro bertekad membakar Al-Quran.
Di Springfield, Tennessee, pastor Bob Old
menyatakan akan membakar Quran dengan dalih
para pemeluk Islam “menyembah tuhan yang
keliru, memiliki bacaan yang keliru, nabi yang
keliru, dan kitab suci yang keliru ”.
Di Cheyenne, Wyoming, seorang demonstran
bernama Duncan Philp berencana membakar
Quran di tangga gedung parlemen AS, Capitol
Hill.
Tak ayal kondisi tersebut membuat galau
Presiden Obama. Dia memperingatkan bahwa
pembakaran Quran bakal membahayakan warga
AS sendiri. “Ini era internet sehingga sesuatu
(tindakan konyol membakar Quran)) dapat
menghancurkan dunia. Karena itu, kita harus
menanggapinya serius".
Presiden Obama sadar, ratusan ribu tentara AS di
berbagai negara muslim, seperti Irak dan
Afghanistan serta negara-negara lainnya,
terancam bahaya. Baru-baru ini, Presiden Obama
mengakui AS tidak meraih kemenangan apapun
di Irak, negara yang diinvasinya bersama para
sekutu pada 2003. Alih-alih menang, ribuan
tentara AS tewas dan jutaan dolar terbuang
percuma. Jika pembakaran Quran oleh warga AS
itu terlaksana, perlawanan lebih sengit tentu bakal
dihadapi para serdadu negara itu.
“Ini (pembakaran Quran) jalan yang
membahayakan pasukan kita, anak-anak laki-laki
dan perempuan kita, bapak-bapak dan ibu-ibu
serta para suami dan istri yang berkorban untuk
menjaga keselamatan kita, dan Anda tentu tidak
bermain-main dengan hal itu, ” kata Obama.

0 komentar:

 

Label

Pengikut