rss

28/08/10

Piala jatim : tanpa sponsor mengalami kerugian

SURABAYA - Gelaran Liga
Jatim IX kemungkinan bakal
kembali merugi. Untuk kali
ketiga dari sembilan
perhelatan, Liga Jatim berjalan
tanpa sponsor. Gampang
ditebak, panitia pun mengaku
tekor alias rugi.
Penanggungjawab Liga Jatim
IX Haruna Soemitro
mengungkapkan, kerugian
tanpa adanya sponsor
mencapai Rp250 juta. Itu
berdasarkan pengalaman pada
2008 dan 2009. Idealnya,
tutur Haruna, Liga Jatim sudah
'tewas' sejak 2008 lalu.
"Tapi kami tidak takut dan
berupaya meneruskan tradisi
turnamen pra musim. Panitia
masih optimistis akan ada
sponsor yang tertarik
bergabung dengan Liga Jatim,"
tutur Haruna. Mantan manajer
Persebaya ini menambahkan,
tawaran sponsorship baru
masuk setelah babak
penyisihan Piala Gubernur.
Namun sponsor itu dalam
bentuk penyiaran. Diakuinya,
ada dua stasiun televisi yang
tertarik menyiarkan secara
langsung babak semifinal dan
final nanti. Sayang dua stasiun
televisi yang belum
disebutkan namanya itu
mengajukan proposal yang
membuat panitia memutar
otak.
Salah satu stasiun televisi mau
bekerjasama dengan Liga
Jatim asalkan babak semifinal
dan final digelar setelah
Lebaran. "Pertimbangannya
adalah menyesuaikan jam
tayang televisi tersebut.
Tawaran dari stasiun televisi
satunya berbeda lagi," tambah
Haruna. Televisi lainnya
bersedia menyiarkan babak
semifinal dan final pada bulan
puasa, namun tanpa
memberikan kompensasi apa-
apa.
Tawaran itu membuat panitia
yang seharusnya
menggulirkan babak semifinal
dan final pada 5 dan 6
September menjadi berpikir
keras. Namun, berdasar
pembicaraan Haruna dengan
panitia, kemungkinan
semifinal dan final akan
digeser setelah Lebaran.
Kerugian tak hanya dialami
panitia Liga Jatim IX. Pihak
yang ditunjuk sebagai tuan
rumah ternyata juga tekor
habis-habisan. Persik Kediri
misalnya, menderita kerugian
lebih dari Rp200 juta hanya
dalam babak penyisihan yang
dirangkum dalam tiga malam.
Kerugian itu disebabkan
pemasukan dari penonton tak
sesuai dengan biaya
operasional yang dikeluarkan.
Tuan rumah mencetak sekitar
10.000 tiket setiap partai.
Nyatanya yang datang ke
stadion sangat minim. Pada
partai pertama hanya laku 500
tiket, kemudian meningkat
menjadi 1.500 dan 1.400 di
partai kedua dan ketiga.
"Penonton sepi karena digelar
malam hari. Selain itu
bertepatan dengan bulan
puasa. Banyak supporter
Persik dari luar kota yang tak
bisa menikmati event ini,"
cetus Sekretaris Persik Kediri
Barnadi. Dirinya yakin
minimnya jumlah penonton
juga dialami tuan rumah lain,
yakni Deltras Sidoarjo dan
Persela Lamongan.
Persik agak beruntung karena
penderitaan tak akan
berlangsung lebih lama. Sebab
di babak enam besar, Macan
Putih tidak lagi menjadi tuan
rumah. Harianto dkk
bergabung dengan Persela
Lamongan dan Persema
Malang di Stadion Surajaya
Lamongan. Barnadi tak bisa
membayangkan kerugian
yang akan ditanggungnya jika
Persik menjadi tuan rumah
dengan animo penonton yang
tetap rendah.

0 komentar:

 

Label

Pengikut